Blogger news

Pages

Rabu, 29 Mei 2013

Jangan Merugi Di Bulan Suci


Sering kita dengar dan tidak diragukan lagi bahwa Bulan Romadhon adalah bulan penuh berkah yang tidak dimiliki oleh sebelas bulan yang lain. Tidak ada siang yang lebih baik dari siang hari di bulan Romadhon. Tidak ada malam yang lebih indah dari malam-malam Romadhon. Dan tidak ada kebaikan yang lebih berharga dari kebaikan yang kita lakukan pada bulan Romadhon. Betapa tidak?
Pada bulan ini, pahala kebaikan dilipatgandakan.
Pada bulan ini terdapat berbagai peristiwa sejarah yang sangat monumental. Tidak saja terjadi pada masa Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam, tapi juga pada masa-masa kenabian jauh sebelumnya. Dalam beberapa hadits dan keterangan yang lain disebutkan semua kitab suci diturunkan oleh Alloh pada bulan Romadhon. Banyak peristiwa penting sejarah terjadi selama bulan Romadhon; Fathul Makkah, Badr Kubro, dll.
Berkah bulan Romadhon juga merembet pada meningkatnya nilai amal-amal shalih dan penghargaan terhadapnya. Jika pahala amal kebajikan di bulan lain dibalas satu hingga sepuluh kali lipat, maka pada bulan Romadhon ganjaran itu dapat berlipat-lipat sesuai dengan yang dikehendaki Alloh Swt. Mari kita sambut nafahat Romadhon yang luar biasa ini sebagaimana sabda Rosululloh: “Berikanlah sambutan terhadap nafahat (hembusan-hembusan rahmat) Tuhanmu. Sesungguhnya Alloh mempunyai nafahat dari rahmat-Nya yang dijatuhkan kepada orang yang dikehendaki dari hamba-Nya. Barangsiapa kejatuhan nafahat itu, maka dia akan mendapati kebahagiaan yang tiada kesengsaraan setelah itu selamanya.” (HR. Thobaroni)
Dari sekian kemuliaan dan keutamaan bulan yang suci ini, tentunya bagi orang yang rindu akan kemenangan sejati “surga”, rindu akan Tuhannya, maka tidak akan menyia-nyiakan sedetik pun kemesraan bersama bulan yang suci ini. Meski nyatanya masih ada juga orang-orang yang merasa tak peduli dengan bulan ini. Bulan Romadhon dilaluinya sebagaimana ia menjalani keseharian pada bulan-bulan lainnya. Tentu orang seperti ini tergolong ”RUGI” tak dapat menyambut nafahat Alloh Swt. yang dengan derasnya diturunkan di bulan yang suci ini.
Dalam hadith riwayat al-Tirmidzi dan Imam Ahmad bin Hambal, Nabi mengidentifikasi tiga orang yang betul-betul merugi, yang salah satunya berkenaan dengan bulan suci Romadhon. Suatu ketika Rosululloh menaiki mimbar (untuk berkhutbah), menginjak anak tangga pertama beliau mengucapkan “aamin”, begitu pula pada anak tangga kedua dan ketiga. Seusai shalat para sahabat bertanya, “Mengapa Rosululloh mengucapkan ‘aamin?” Lalu beliau menjawab, “Malaikat Jibril datang dan berkata: ‘Kecewa dan merugi seseorang yang bila namamu disebut dan dia tidak mengucapkan shalawat atasmu.’ Lalu aku berucap aamin. Kemudian malaikat berkata lagi, ‘Kecewa dan merugi orang yang berkesempatan hidup bersama kedua orang tuanya tetapi dia tidak sampai bisa masuk surga.’ Lalu aku mengucapkan aamin. Kemudian katanya lagi, Kecewa dan merugi orang yang berkesempatan hidup pada bulan Romadhon tetapi tidak sampai terampuni dosa-dosanya.’ Lalu aku mengucapkan aamin. (HR. Turmidzi dan Ahmad)
Maka siapakah lagi yang lebih rugi dari mereka yang tidak diampuni seluruh dosanya pada bulan Romadhon ini? Padahal barangsiapa yang berpuasa dengan penuh iman dan ikhlas akan diampuni seluruh dosanya. Siapakah lagi yang lebih rugi dari mereka yang tidak dibebaskan dari api neraka? Padahal Alloh Swt. membebaskan hamba-hamba-Nya dari siksa api neraka setiap malam pada bulan Romadhon. Siapakah yang lebih rugi dari mereka yang tidak diperkenankan melewati pintu Ar-Royyan kelak? Padahal Alloh mengistimewakan orang-orang yang berpuasa dengan pintu Ar-Royyan. Siapakah yang lebih rugi dari mereka yang tidak bertemu Alloh Swt.? Padahal dengan Alloh Swt. memberi hadiah terindah berupa kebahagiaan bertemu dengan-Nya. Dan sungguh sangat rugi jika kita berpuasa hanya mendapatkan rasa lapar dan dahaga saja.
Karenanya sudah sepantasnya seorang muslim mewaspadai diri sendiri ketika berpuasa untuk tidak merusak nilai puasanya dengan perbuatan-perbuatan jahat, maksiat dan dosa, agar puasa yang dilakukan dapat sempurna dan diterima oleh Alloh Swt. Selain itu, momen Romadhon yang penuh berkah dan sebuah kesempatan langka ini hendaknya kita pergunakan seoptimal mungkin untuk memperbanyak amal kebajikan, baik secara kualitas maupun kuantitas, lewat sholat, do'a dan dzikir, istighfar, tadarus Al-Qur’an, infaq shodaqoh, iftar al-shaim, i’tikaf di masjid, dan lain sebagainya.
Maka marilah kita memohon inayah dan kasih sayang Alloh, agar pada Romadhon yang akan datang kita termasuk hamba-hamba-Nya yang mendapat kemulian dan kemenangan. Semoga Alloh menjadikan kita sebagai orang yang berpuasa dan menjalankan qiyam pada bulan Romadlon, serta menjadikan kita sebagai orang-orang yang diterima amalnya. Amin.
Bukankah demikian, wahai Al-Kayyis?

0 komentar:

Posting Komentar