Sering kita dengar dan tidak diragukan lagi bahwa
Bulan Romadhon adalah bulan penuh berkah yang tidak dimiliki oleh sebelas bulan
yang lain. Tidak ada siang yang lebih baik dari siang hari di bulan Romadhon. Tidak ada malam yang lebih indah dari
malam-malam Romadhon. Dan tidak ada kebaikan
yang lebih berharga dari kebaikan yang kita lakukan pada bulan Romadhon. Betapa
tidak?
Pada bulan ini, pahala kebaikan dilipatgandakan.
Pada bulan ini, pahala kebaikan dilipatgandakan.
Pada bulan ini terdapat berbagai peristiwa sejarah yang sangat monumental. Tidak saja terjadi pada masa
Rosululloh Shollallohu
‘alaihi wasallam, tapi
juga pada masa-masa kenabian jauh sebelumnya. Dalam beberapa hadits dan
keterangan yang lain disebutkan semua kitab suci diturunkan oleh Alloh pada
bulan Romadhon. Banyak peristiwa penting sejarah terjadi selama bulan Romadhon; Fathul Makkah, Badr Kubro, dll.
Berkah bulan Romadhon juga merembet pada
meningkatnya nilai amal-amal shalih dan penghargaan terhadapnya. Jika pahala
amal kebajikan di bulan lain dibalas satu hingga sepuluh kali lipat, maka pada
bulan Romadhon ganjaran itu dapat berlipat-lipat sesuai dengan yang dikehendaki
Alloh Swt. Mari kita sambut nafahat Romadhon yang luar biasa ini
sebagaimana sabda Rosululloh: “Berikanlah sambutan
terhadap nafahat (hembusan-hembusan rahmat) Tuhanmu. Sesungguhnya Alloh mempunyai nafahat dari
rahmat-Nya yang dijatuhkan kepada orang yang dikehendaki dari hamba-Nya. Barangsiapa
kejatuhan nafahat itu, maka dia akan mendapati kebahagiaan yang tiada
kesengsaraan setelah itu selamanya.” (HR. Thobaroni)
Dari sekian kemuliaan dan keutamaan bulan yang
suci ini, tentunya bagi orang yang rindu akan kemenangan sejati “surga”, rindu
akan Tuhannya, maka tidak akan menyia-nyiakan sedetik pun kemesraan bersama
bulan yang suci ini. Meski nyatanya masih ada juga orang-orang yang merasa tak
peduli dengan bulan ini. Bulan Romadhon dilaluinya sebagaimana ia menjalani
keseharian pada bulan-bulan lainnya. Tentu orang seperti ini tergolong ”RUGI”
tak dapat menyambut nafahat Alloh Swt.
yang dengan derasnya diturunkan di bulan yang suci ini.
Dalam hadith riwayat al-Tirmidzi dan Imam Ahmad
bin Hambal, Nabi mengidentifikasi tiga orang yang betul-betul merugi, yang
salah satunya berkenaan dengan bulan suci Romadhon. Suatu ketika Rosululloh
menaiki mimbar (untuk berkhutbah), menginjak anak tangga pertama beliau
mengucapkan “aamin”, begitu pula pada anak tangga kedua dan ketiga. Seusai
shalat para sahabat bertanya, “Mengapa Rosululloh mengucapkan ‘aamin?” Lalu
beliau menjawab, “Malaikat Jibril datang dan berkata: ‘Kecewa dan merugi
seseorang yang bila namamu disebut dan dia tidak mengucapkan shalawat atasmu.’ Lalu aku berucap aamin. Kemudian malaikat
berkata lagi, ‘Kecewa dan merugi orang yang berkesempatan
hidup bersama kedua orang tuanya tetapi dia tidak sampai bisa masuk surga.’ Lalu aku
mengucapkan aamin. Kemudian katanya lagi, ‘Kecewa dan merugi orang yang berkesempatan hidup pada bulan Romadhon tetapi
tidak sampai terampuni dosa-dosanya.’ Lalu aku mengucapkan aamin.” (HR. Turmidzi dan Ahmad)
Maka
siapakah lagi yang lebih rugi dari mereka yang tidak diampuni seluruh dosanya
pada bulan Romadhon ini? Padahal barangsiapa yang berpuasa dengan penuh iman
dan ikhlas akan diampuni seluruh dosanya. Siapakah lagi yang lebih rugi dari
mereka yang tidak dibebaskan dari api neraka? Padahal Alloh Swt. membebaskan
hamba-hamba-Nya dari siksa api neraka setiap malam pada bulan Romadhon.
Siapakah yang lebih rugi dari mereka yang tidak diperkenankan melewati pintu
Ar-Royyan kelak? Padahal Alloh mengistimewakan orang-orang yang berpuasa dengan
pintu Ar-Royyan. Siapakah yang lebih rugi dari mereka yang tidak bertemu Alloh
Swt.? Padahal dengan Alloh Swt. memberi hadiah terindah berupa kebahagiaan
bertemu dengan-Nya. Dan sungguh
sangat rugi jika kita berpuasa hanya mendapatkan rasa lapar
dan dahaga saja.
Karenanya sudah sepantasnya seorang muslim
mewaspadai diri sendiri ketika berpuasa untuk tidak merusak nilai puasanya
dengan perbuatan-perbuatan jahat, maksiat dan dosa, agar puasa yang dilakukan
dapat sempurna dan diterima oleh Alloh Swt. Selain itu, momen Romadhon yang
penuh berkah dan sebuah kesempatan langka ini hendaknya kita pergunakan seoptimal
mungkin untuk memperbanyak amal kebajikan, baik secara kualitas maupun
kuantitas, lewat sholat, do'a dan dzikir, istighfar, tadarus Al-Qur’an, infaq
shodaqoh, iftar al-shaim, i’tikaf di masjid, dan lain sebagainya.
Maka
marilah kita memohon inayah dan kasih sayang Alloh, agar pada Romadhon yang akan
datang kita termasuk hamba-hamba-Nya yang mendapat kemulian dan kemenangan. Semoga Alloh menjadikan kita sebagai orang
yang berpuasa dan menjalankan qiyam pada bulan Romadlon, serta menjadikan kita
sebagai orang-orang yang diterima amalnya. Amin.
Bukankah
demikian, wahai Al-Kayyis?
0 komentar:
Posting Komentar