Blogger news

Pages

Minggu, 16 Juni 2013

Betapa MISKINnya Kita



“..... kita tidak peduli dengan yang mana anda diuji, Jika anda diuji dengan kekayaan, maka sesungguhnya kekayaan itu untuk kasih sayang (syukur).
Jika anda diuji dengan kefakiran,maka sesungguhnya kefakiran itu untuk kesabaran.”

Suatu ketika seseorang yang sangat kaya mengajak anaknya mengunjungi sebuah kampung dengan tujuan utama memperlihatkan kepada anaknya orang-orang miskin. Mereka menginap beberapa hari di sebuah daerah pertanian yang sangat miskin. Pada perjalanan pulang, sang Ayah bertanya kepada anaknya,

“Bagaimana perjalanan kali ini?”
“Wah, sangat luar biasa Ayah!” sahut anaknya.
“Kau lihatkan betapa manusia bisa sangat miskin” kata ayahnya.
“Oh iya” kata anaknya. 
“Jadi, pelajaran apa yang dapat kamu ambil?”  tanya ayahnya.
Kemudian si anak menjawab, “Saya saksikan bahwa kita hanya punya satu anjing, mereka punya empat. Kita punya kolam renang yang luasnya sampai ke tengah taman kita dan mereka memiliki telaga yang tidak ada batasnya. Kita mengimpor lentera lentera di taman kita dan mereka memiliki bintang-bintang pada malam hari. Kita memiliki patio sampai ke halaman depan, dan mereka memiliki cakrawala secara utuh. Kita memiliki sebidang tanah untuk tempat tinggal dan mereka memiliki ladang yang Melampaui pandangan kita. Kita punya pelayan-pelayan untuk melayani kita, tapi mereka melayani sesamanya. Kita membeli untuk makanan kita, mereka menumbuhkannya sendiri. Kita mempunyai tembok untuk melindungi kekayaan kita dan mereka memiliki sahabat-sahabat untuk saling melindungi.”

Mendengar hal ini sang Ayah tak dapat berbicara. Kemudian sang anak menambahkan, “Terima kasih Ayah, telah menunjukkan kepada saya betapa miskinnya kita.” Kadang-kadang kita sering melupakan apa yang telah kita miliki dan terus memikirkan apa yang tidak kita punya. Apa yang dianggap tidak berharga oleh seseorang ternyata merupakan dambaan bagi orang lain. Semua ini tergantung dari cara pandang seseorang. Kita terkadang selalu merasa kurang dan mengeluh dengan apa yang kita dapatkan sekarang, yang itu bisa jadi lebih baik dari orang lain. Atau jika kita dalam kondisi yang kurang, kita terkadang menanamkan rasa cemburu dan tidak bisa menerima kesuksesan orang lain, kenapa bukan kita yang sukses dan merasakan kebahagiaan itu. Bukankah sesungguhnya kekayaan dan kemiskinan adalah bagian dari ujian hidup. Mungkin akan lebih baik jika kita bersyukur kepada Allah Swt. sebagai rasa terima kasih kita atas semua yang telah disediakan untuk kita daripada kita terus menerus khawatir untuk meminta apa yang belum kita miliki. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang bersyukur.
Amin

0 komentar:

Posting Komentar