Blogger news

Pages

Minggu, 19 Mei 2013

Harta dan Ujian


Semua manusia membutuhkan harta. Setiap hari yang dicari manusia adalah harta sehingga manusia tiak pernah puas dengan harta yang diperolehnya. Kadang mereka melakukan berbagai cara untuk memburu harta dari dengan cara halal bahkan sampai cara yang tidak halal misalnya korupsi.
Sebagaimana firman Alloh:
" Katakanlah ( hai Muhammad) jika seandainya kalian menguasai perbendahaarn (kekayaan) rahmat Tuhan, niscaya perbendahaaran ( kekayaan) itu kalian tahan ( simpan) karena takut menginfakkannya (mengeluarkanny). Manusia itu memang sangat kikir". (QS. Al-Isra' :100)
Kita tidak boleh tamak terhadap harta. Ketamakan terhadap harta hanya menghasilkan sifat buas laksana serigala yang memangsa buruannya kemana saja dan dengan cara apa saja walaupun itu bukan miliknya. Manusia memiliki fitrah sangat mencintai harta dan berhasrat memilikinya dengan dengan segala cara dan usaha.
" Dijadikan indah (dalam pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diinginkannya, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harat yang banyak ari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan di dunia dan disisi Allohlah tempat kembali yang baik (syurga). (QS. Ali Imran : 14.)
Manusia menyangka bahwa harta yang banyak yang dimilkinya kan menjadi miliknya padahal tidak. Seperti hadist Rosululloh berikut:
Hamba Alloh selalu mengatakan, hartaku, hartaku, padahal hanya dalam tiga hal saja yang menjadi miliknya yaitu apa yang dimakan sampai habis, apa yang dipakai sampai rusak, dan apa yang diberikan kepada orang sebagai kebajikan. Selain itu harus dianggap kekayaan hilang yang ditinggalkan untuk kepentingan orang lain" (HR. Muslim)
Seorang mukmin adalah seseorang yang mayakini bahwa rizki yang diperolehnya sudah ditentukan oleh Alloh. Manusia hanya wajib berusaha. Alloh maha mengetahui kadar kemampuannya. Dia juga menyadari bahwa disetiap rizki yang dia peroleh ada hak orang lain atau hak fakir miskin. Oleh sebab itu seorang mukmin pasti akan menginfaqkan harta yang diperolehnya sesuai dengan kadar harta yang dimilikinya. Dia juga tidak pernah iri hati dengan harta yang diperoleh oleh saudaranya dan tidak silau dengan kekayaan saudarnya yang diperoleh dengan cara tamak.
Harta bisa merupakan bagian dari alat penguji kita, dengan harta apa kita akan semakin beriman atau malah jauh dari keimanan. Semoga kita termasuk orang yang bersyukur atas nikmat harta yang kita peroleh. amiin

0 komentar:

Posting Komentar