Semua manusia membutuhkan harta. Setiap hari yang
dicari manusia adalah harta sehingga manusia tiak pernah puas dengan harta yang
diperolehnya. Kadang mereka melakukan berbagai cara untuk memburu harta dari
dengan cara halal bahkan sampai cara yang tidak halal misalnya korupsi.
Sebagaimana firman Alloh:
" Katakanlah ( hai Muhammad) jika
seandainya kalian menguasai perbendahaarn (kekayaan) rahmat Tuhan, niscaya
perbendahaaran ( kekayaan) itu kalian tahan ( simpan) karena takut
menginfakkannya (mengeluarkanny). Manusia itu memang sangat kikir".
(QS. Al-Isra' :100)
Kita tidak boleh tamak terhadap harta. Ketamakan
terhadap harta hanya menghasilkan sifat buas laksana serigala yang memangsa
buruannya kemana saja dan dengan cara apa saja walaupun itu bukan miliknya.
Manusia memiliki fitrah sangat mencintai harta dan berhasrat memilikinya dengan
dengan segala cara dan usaha.
" Dijadikan indah (dalam pandangan) manusia kecintaan kepada
apa-apa yang diinginkannya, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harat yang banyak
ari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan di dunia dan disisi Allohlah tempat kembali yang baik (syurga).
(QS. Ali Imran : 14.)
Manusia menyangka bahwa harta yang banyak yang
dimilkinya kan
menjadi miliknya padahal tidak. Seperti hadist Rosululloh berikut:
Hamba Alloh selalu mengatakan, hartaku, hartaku,
padahal hanya dalam tiga hal saja yang menjadi miliknya yaitu apa yang dimakan
sampai habis, apa yang dipakai sampai rusak, dan apa yang diberikan kepada
orang sebagai kebajikan. Selain itu harus dianggap kekayaan hilang yang
ditinggalkan untuk kepentingan orang lain" (HR. Muslim)
Seorang mukmin adalah seseorang yang mayakini
bahwa rizki yang diperolehnya sudah ditentukan oleh Alloh. Manusia hanya wajib
berusaha. Alloh maha mengetahui kadar kemampuannya. Dia juga menyadari bahwa
disetiap rizki yang dia peroleh ada hak orang lain atau hak fakir miskin. Oleh
sebab itu seorang mukmin pasti akan menginfaqkan harta yang diperolehnya sesuai
dengan kadar harta yang dimilikinya. Dia juga tidak pernah iri hati dengan
harta yang diperoleh oleh saudaranya dan tidak silau dengan kekayaan saudarnya
yang diperoleh dengan cara tamak.
Harta bisa merupakan
bagian dari alat penguji kita, dengan harta apa kita akan semakin beriman atau
malah jauh dari keimanan. Semoga kita termasuk orang yang bersyukur atas nikmat
harta yang kita peroleh. amiin
0 komentar:
Posting Komentar