Blogger news

Pages

Minggu, 12 Mei 2013

CINTA DUNIA DIANTARA TIGA KEKUATAN


Pada riwayat Abu Daud diceritakan bahwa rasulullah bersabda yang artinya bahwa umatnya nanti diakhir jaman akan menjadi rebutan, seperti makanan yang banyak diperebutkan orang-orang. Ketika ditanya pada rasulullah saw apakah pada waktu itu umat Islam sedikit ?. rasulullah menjawab,”Tidak, justru pada waktu itu kalian banyak, namun Allah telah mencabut dari dada kalian haibah (kehebatan jiwa) kalian dihadapan musuh-musuh kalian sehingga nampak lemah,dan Allah menancapkan penyakit wahn pada kalian”. Ditanyakan pada rasulullah saw,”Ya rasulullah, apa wahn itu?”, rasulullah saw menjawab,”Yaitu hubbun dunya (cinta dunia) dan takut mati”.

Dalam realitasnya apa yang diungkap tersebut sudah terjadi pada saat sekarang. Lihat saja dari mulai panggung politik sampai iklan-iklan di televisi semuanya menjadikan umat Islam sebagai obyek saja. Dan parahnya, umat Islam justru menikmati jikalau mereka sebagai obyek. Sehingga memperlemah posisi umat Islam sebagai umat yang memiliki segala kemuliaan, baik kemuliaan disisi Allah atau kemuliaan dihadapan umat lain. Kelemahan umat Islam inilah yang menjadikan semakin sombong dan kuatnya musuh-musuh umat Islam.
Umat Islam sekarang sudah tidak memiliki “kekuatan” yang bisa mengangkat martabatnya sebagai manusia yang mulia dihadapan Allah. Karena umat Islam lebih banyak mengandalkan “kekuatan lain” yang justru memperlemah mereka dan memunculkan penyakit wahn (cinta dunia dan takut mati).
Kalau kita melihat realitas kehidupan ini, maka ada kekuatan-kekuatan yang mendorong manusia untuk beraktifitas.Yang pertama,adalah kekuatan materi, yaitu sebuah kekuatan yang mendorong manusia untuk beraktifitas demi memperoleh materi yang diinginkannya. Manusia yang  bekerja keras hanya untuk selalu mengumpulkan uang dan manusia yang berpolitik untuk menumpuk kekayaan pribadi,atau bahkan membunuh saudaranya sendiri demi merebutkan harta warisan, itu semua didorong oleh kekuatan materi yang yang mendominasinya.Demikian juga kita melihat demi materi, dalam politik kekuasaan, seseorang bisa lebih kejam dari pembunuh. Dan demi materi pula,seorang wanita siap bertelanjang tubuh dalam film-film,iklan atau fashion show. Masya Allah, betapa hebatnya kekuatan ini.
Yang kedua,adalah kekuatan ma’nawiyyah (pemaknaan-pemaknaan), yaitu kekuatan yang mendorong manusia untuk beraktifitas demi mendapatkan pemaknaan-pemaknaan/pengakuan dari orang lain. Seperti pujian, penghargaan dan sebagainya.Sebagai contoh pada era 80’an, di Jatim ada Gerak Jalan Mojokerto-Surabaya, para peserta pada acara tersebut diawal (start) sangat bersemangat, namun ketika ditengah-tengah perjalanan mereka loyo dan lemas, berjalan terseok-seok, dan ketika menjelang finish (sekitar jalan Sepanjang,menjelang Surabaya) mereka kuat, kembali bersemangat dengan memperbagus jalannya.Fenomena ini disebabkan oleh pengaruh kekuatan ma’nawiyyah, mereka kuat jalan dan bersemangat lagi karena menginginkan pujian dari penonton disekitarnya yang bersorak-sorak pada mereka.
Demikian pula, tentara-tentara yang berperang kadang terlihat begitu kuat dan bersemangat karena didorong oleh keinginan untuk mendapatkan pujian atau penghargaan. Seorang karyawan swasta begitu semangat bekerja karena ingin mendapat pujian dari atasannya. Inilah yang dimaksud dengan dominasi kekuatan ma’nawiyyah pada manusia.
Dan kekuatan ketiga, adalah kekuatan ruhani, yaitu kekuatan yang muncul atas dasar kecintaan pada Allah swt dan keyakinan bahwa Allah-lah yang menciptkan dan mengatur alam semesta ini, termasuk hidup dan matinya makhluk di alam semesta ini.Kekuatan inilah yang mendorong manusia untuk melakukan apa saja meskipun jiwa taruhannya. Bagi manusia dengan kekuatan ini,hidup terasa tenang dan tentram, karena kecintaan dan keridloan Allah adalah diatas segala-galanya. Dengan kekuatan ini yang penakut menjadi pemberani, yang lemah bisa kuat dan yang kuat semakin kuat. Lihatlah pasukan Badar yang jumlahnya sangat kecil dalam melawan pasukan Quraisy yang jumlahnya tiga kali lipatnya. Namun karena pasukan Badar terdorong oleh kekuatan ruhani bukan kekuatan materi atau ma’nawiyyah, maka bisa menghancurkan lawan yang begitu hebat.Dan kekuatan ini lebih abadi dari pada kekuatan materi dan maknawiyah.Karena Alloh adalah zat yang abadi sedang selainNya akan datang waktu kehancurannya.Semangat dari kekuatan ruhani inilah yang menumbuhkan haibah pada jiwa sahabat.
Itulah tiga kekuatan yang mampu mempengaruhi perilaku manusia. Dan kalau dikaitkan dengan hadis diatas, maka dasar dari kekuatan materi dan ma’nawiyyah adalah hubbun dunya (cinta dunia) dan takut mati, karena kecintaan pada dunialah yang melahirkan kekuatan materi dan ma’nawiyyah. Karena cinta dunia, manusia diperbudak oleh materi dan kekuasaan serta kegilaan akan pujian. Itulah yang membuat umat manusia lemah, karena ketika manusia sudah tenggelam pada dua kekuatan yang dilahirkan dari rahim cinta dunia dan takut mati tersebut, maka pastilah akan mengorbankan harga agama dan dirinya. Lihatlah pada pelaku-pelaku zina, demi sesuap nasi mereka rela membuka auratnya.Lihatlah pada para politisi, demi uang mereka mengorbankan agamanya dan rela menjual imannya.Na’udzubillah!.
Berbeda dengan kekuatan ruhani, ia dilahirkan dari keyakinan (iman) akan Allah yang Maha Mengatur dan Mencipta. Kekuatan iman pada Allah ini yang membuat manusia tidak menyembah dunia atau menjadi hamba dunia. Karena baginya, dunia hanyalah sesuatu yang diciptakan Allah pada manusia sebagai alat uji apakah manusia ini beriman pada Allah atau lalai padaNya. Bagi manusia yang beruhani, dunia hanya sementara yang tidak abadi, sehingga tidak pantas untuk dijadikan sandaran.
Namun, membenci dunia bukan pula perintah islam. Karena ada perbedaan antara hubbun dunya(cinta dunia) dengan tholabul halal(mencari yang halal), karena siapapun yang hubbun dunya,pasti akan mengorbankan harga agama dan harga diri manusia, sedang manusia yang tholabul halal ,akan selalu menjunjung harga agama dan dirinya. Jadi, kalau ada seorang ayah yang bekerja keras mencari uang agar bisa memberi nafkah keluarganya dengan cara-cara yang halal, maka itu tholabul halal. Sedang jika seseorang bekerja keras, mencari nafkah untuk keluarga dengan cara korupsi atau cara-cara yang melanggar agama lainnya, inilah yang yang rasulullah saw sebut sebagai penyakit “wahn”, hubbun dunya dan takut mati.
Maka, dalam kekuatan ruhani akan selalu bisa mendorong pada umat Islam untuk selalu bekerja keras dan berharap ridlo Allah.Untuk itulah agar umat islam bisa disegani oleh musuh-musuhnya harus dibangun pada diri mereka kekuatan ruhani.Dan itu bisa dimulai dari sekarang dan dari pribadi kita dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:
a.Memperkuat akidah dengan selalu merenungi ayat-ayat, baik yang qouliyyah (teks suci) maupun yang kauniyyah (alam semesta). Karena “haibah” yang dimiliki para sahabat bermula dari kekuatan akidah. Lihatlah Bilal bin Rabah, kehebatan (haibah) jiwanya yang bersumber dari kekuatan akidahnya mampu mengatasi segala sakit akibat penyiksaan kaum kafir Quraisy. Demikian pula dengan Hubaib bin ‘Ady, yang lebih senang dieksekusi kaum kafir Quraisy daripada harus mencaci maki kekasihnya, Rasulullah saw.
b.Mensucikan jiwa, dengan jalan sholat malam dan dzikir yang istiqomah pada Allah swt. Lewat sholat malam inilah manusia bisa berkomunikasi secara tenang, berdzikir dan beristighfar padaNya. Karena Allah selalu turun kelangit dunia setiap malamnya hingga sampai sepertiga malam yang terakhir, maka siapapun yang sholat malam kemudian berdzikir, berdo’a dan beristighfar, Allah pasti mendengarnya.Dan ketenangan malam adalah gambaran dari ketenangan Pemilik Malam (Shohibul Lail), dan ketenangan inilah yang akan menumbuhkan kekuatan ruhani.
c. Mendalami dan mempelajari ajaran-ajaran Islam,lebih-lebih Al Qur’an dan Al Hadist.

Wallahu A’lam
Ya Allah, jadikan kami termasuk Al Kayyis

3 komentar: