Marhaban
yaa ramadhan, bulan yang diawal ada rahmat ditengah ada ampunan di akhir ada
pembebasan dari api neraka. Bulan yang tiap dosa dihapus tiap amal kebaikan
dilipat gandakan tiap untain doa dikabulkan. Bulan dimana anugerah terbesar
ummat diturunkan. Yang aman aakan mengalami kerugian yang besar jika
menyia-nyiakannya.
Jika
diibaratkan perlombaan balab moto GP,
ramadhan adalah lap terakhir dari serangkain lap yang dilalui. Dimana lap ini
menetukan peringkat dan posisi akhir seorang pembalap dan
juga sebagai bekal
mengarungi kompetisi berikutnya. Maka jika demikian tidak ada kata lain selain “habis-habisan” perjungan penuh akan
dilakukan untuk lap terakhir ini, untu membuat catatan rekor terbaik.
Begitulah
seharusnya seorang mukmin menyikapi bulan ramadhan, dikarenakan finish bulan
ramadhan adalah bagaiman berupaya meraih gelar Muttaqqin sebagaiman firman
Alloh subhanahu wata’ala dalam “Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183).
Karena puasa adalah wasilah menuju taqwa. Sebab puasa dapat menundukkan nafsu
dan mengalahkan syahwat. Karena ini
lap terakhir maka mari kita tidak menyia-nyiaka kesempatan ini. Serangkaian
upaya pendekatan diri kita kepada Alloh subhanahu wata’ala dengan prtaubatan,
ibadah, berbuat baik kepada sesame harus kita maksimalkan untuk memperbaiki
nilai kita dihadapan Dzat penguasa Langit dan bumi.
Jika selama bulan – bulan yang lalu kita telah melakukan
keburukan maka diramadhan ini kita waktunya membumihanguskan keburukan itu
dengan taubatan nasuaha mohon ampunan kepada Alloh subhanahu wata’ala, jika
bulan – bulan yang lalu kita pernah melakukan kebajikan mari diramadhan ini
kita semai agar tumbuh subur hingga kelak di hari hisab kita bisa menuainya. Dan
jika diwaktu yang lalu ada hajat yang belum tertunaikan saatnya dibulan ini
kita munajat agar terkabul. Keberhasilan ibadah di bulan ramadhan ini sangat mempengaruhi di bulan - bulan berikutnya.
Semoga di bulan
ramadhan kita bisa menjalankan ibadah dan dengannya dapat menjadi saksi
dihadapan Allah tentang keimanan kita kepada-Nya. Dan semoga puasa dan ibadah
kita mengantarkan kita menuju derajat taqwa, menjadi hamba yang mulia di sisi
Allah Ta’ala.
0 komentar:
Posting Komentar